-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

iklan oleh PAPUAREELS.ID

Iklan

iklan oleh PAPUAREELS.ID

Tag Terpopuler

Anggota MRP Fibiolla Irianni Ohei: Kebijakan Otsus Harus Berpihak pada Orang Asli Papua

23 April 2025 | April 23, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-04-23T07:28:08Z
Penjaringan Aspirasi di lokasi wisata Huruwakha, Sentani, pentingnya perlindungan ekonomi lokal dan pelestarian sagu. Rabu, 23/4/2025 (foto;dani)



SENTANI | Papuareels.id — Anggota Majelis Rakyat Papua (MRP) Pokja Perempuan, Fibiolla Irianni Ohei, S.Pd., M.Si., menegaskan pentingnya kebijakan Otonomi Khusus (Otsus) yang berpihak pada kepentingan orang asli Papua (OAP), khususnya dalam bidang ekonomi dan pelestarian pangan lokal. Hal ini disampaikannya dalam kegiatan penjaringan aspirasi masyarakat yang berlangsung di Lokasi Wisata Huruwakha, Kampung Yobeh, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura.

Dalam sambutannya, Ohei menyampaikan apresiasi kepada Bupati Jayapura, Ketua DPRD, Wakil Bupati, dan jajaran OPD serta perwakilan DPR Provinsi Papua yang telah hadir dan mendukung agenda tersebut. Ia menyoroti perlunya sinergi seluruh pemangku kepentingan untuk memastikan bahwa dana Otsus benar-benar memberikan manfaat nyata bagi masyarakat asli Papua.

“Kalau kita tidak membangun kampung kita sendiri, siapa lagi yang akan peduli? Kebijakan yang kita buat harus menyelamatkan masa depan orang Papua,” ujar Ohei dengan tegas.

Ohei juga menyoroti maraknya gerai ritel modern seperti Alfamart dan Indomaret yang terus menjamur di Papua, sementara pelaku usaha lokal kesulitan berkembang. Ia mengungkapkan, banyak pihak, termasuk dari luar negeri, mempertanyakan mengapa masyarakat lokal tidak diberikan ruang lebih besar dalam dunia usaha.

“Pertanyaan ini menyadarkan kita bahwa masyarakat lokal harus diberdayakan. Kita tidak bisa membiarkan mereka terjun bebas dalam persaingan yang tidak adil,” tegasnya.

Selain soal ekonomi, Ohei juga menyinggung soal pentingnya pelestarian hutan sagu sebagai bagian dari identitas dan ketahanan pangan masyarakat Papua. Menurutnya, sagu bukan hanya makanan tradisional, tetapi juga simbol kehidupan dan kesehatan masyarakat.

“Saat ini banyak kematian karena diabetes, karena kita tinggalkan sagu dan lebih memilih beras. Padahal, sagu adalah makanan sehat asli kita,” katanya.

Ia juga mengungkapkan fakta bahwa Malaysia menjadi eksportir sagu terbesar di dunia dengan bahan baku yang sebagian berasal dari Papua, namun justru tidak diolah sendiri di tanah asalnya.

“Sagu dari Sentani dikirim ke luar negeri, diolah, lalu kita beli kembali. Kenapa kita tidak bisa proteksi dan olah sendiri? Ini yang harus kita benahi,” imbuhnya.

Di akhir sambutannya, Ohei menyampaikan rasa syukur atas kehadiran para pejabat dan tokoh masyarakat yang telah menunjukkan komitmen bersama dalam mengawal keberpihakan terhadap orang asli Papua.

“Kita harus terus bergandengan tangan, dengan kepercayaan dan kerja nyata, demi masa depan orang Papua yang lebih baik,” tutupnya.

Kegiatan penjaringan aspirasi ini menjadi momentum penting untuk menyusun langkah konkret dan kebijakan yang inklusif, menjawab kebutuhan riil masyarakat asli Papua di tengah implementasi dana Otsus yang terus bergulir. (DanTop) 
×
Berita Terbaru Update