SENTANI | Papuareels.id – Kelompok Perempuan Hubula dari Gereja Katolik Kristus Raja, Sentani, terus berupaya memperkuat kemandirian ekonomi melalui usaha kuliner berbasis pangan lokal. Saat ini, kelompok tersebut tengah membangun tempat usaha secara swadaya, dengan modal yang dikumpulkan dari para anggota.
Yolanda Marian, Koordinator Perempuan Hubula, menyampaikan bahwa usaha yang dirintis ini belum memiliki bangunan permanen. Mereka masih menggunakan tenda sementara untuk memulai aktivitas jual-beli makanan lokal, termasuk kue-kue dari sagu dan olahan tradisional lainnya. Tempat usaha ini direncanakan akan diberkati oleh pihak gereja pada sore hari ini.
“Kami bangun tempat ini dengan uang kami sendiri. Tapi kami masih butuh bantuan seperti seng dan balok agar bisa membangun pondok yang layak untuk jualan,” ujar Yolanda.
Tempat usaha ini akan dibuka setiap hari, mulai pukul 10.00 pagi hingga 10.00 malam. Belum ada nama resmi untuk kafe atau lapak tersebut, karena masih menunggu proses pemberkatan.
Kelompok ini juga mulai mencoba berjualan daging B2 (daging babi) dan beragam makanan lokal khas Papua. Salah satu kelompok yang tergabung, "Mama Pemayau Papua", sudah lebih dulu menjajakan aneka pangan lokal dan kini mendukung upaya kelompok perempuan ini untuk ikut berkembang.
Pelatihan membuat kue kering dari sagu yang diikuti hari ini juga menjadi momen penting bagi anggota baru yang belum pernah terlibat dalam produksi pangan lokal. “Hari ini baru mulai belajar. Ibu pelatih kemarin tawarkan untuk bantu, jadi kami belajar dulu dari beliau,” jelas Yolanda.
Ke depan, kelompok ini berharap bisa mendapat dukungan lebih lanjut, baik dalam bentuk pelatihan lanjutan maupun bantuan sarana usaha, agar bisa terus berkembang dan menjangkau pasar lebih luas, termasuk daerah pegunungan.
“Kalau kami sudah mulai jualan dan ada waktu, kami akan minta pelatihan lagi,” pungkasnya.