-->

Notification

×

Iklan Jayapura Kab

Iklan

Tag Terpopuler

Perjalanan Bank Indonesia Dalam Berkontribusi Bagi Perekonomian Indonesia

23 Oktober 2025 | Oktober 23, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-10-23T06:23:25Z
(Foto Istimewa/Pinterest).

JAYAPURA |  Papuareels.id -Perjalanan Bank Indonesia dalam berkontribusi bagi perekonomian Indonesia bisa dibilang cukup panjang. Bank Indonesia sendiri berdiri pada tahun 1953. Mengawali langkahnya sebagai transformasi dari De Javasche Bank-bank yang beroperasi di era kolonial belanda saat itu.

Dijaman itu, Bank Indonesia masih berfungsi sebagai bank sirkulasi di samping sebagai bank umum. Artinya, De Javasche Bank belum pernah berfungsi sebagai bank Sentral yang bertindak sebagai “the banker’s bank” dan “lender of the last resort”.

Bank Indonesia baru menjadi bank sentral 15 tahun setelah masa berdirinya. Pada 1968, bank Indonesia perlu melepaskan statusnya sebagai bank umum berdasarkan UU Bank Sentral No 13 Tahun 1968. Proses cukup lama ini lantaran pemerintah RI perlu merumuskan peranan bank sentral.
Peran bank sentral terutama untuk menjaga stabilitas mata uang, menyelenggarakan peredaran uang, dan memajukan sistem perbankan, serta mengawasi kegiatan perbankan.

Ini termasuk juga merumuskan konsep independensi dan otonomi bank sentral. Dalam teorinya, konsep ini diperlukan oleh bank sentral untuk dapat memenuhi tugas sebagai penjaga stabilitas harga dan stabilitas moneter.

Kembali lagi pada peran bank sentral zaman Hindia Belanda dijalankan oleh De Nederlandsche Bank, yakni Bank Sentral Belanda yang menjalankan tugas di Indonesia dari kantor pusatnya di negeri Belanda.

Barulah oleh Menteri Keuangan Mr Jusuf Wibisono pada 30 April 1951, jalan De Javasche Bank menjadi bank sentral bagi Indonesia mulai terbuka. Ia menyatakan upaya untuk menasionalisasi De Javasche Bank.

Mengapa? Karena bank sentral adalah simbol kedaulatan moneter dan ekonomi (a symbol of sovereignty in monetary and economic affairs). Maka itu, konsep apa itu bank sentral pun digodok sejak 1953 BI berdiri hingga status BI resmi sebagai bank sentral pada 1968.

De Javasche Bank di kemudian hari dikenal sebagai Bank indonesia dan menjadi bank sentral bagi Indonesia.

Setelah menjadi bank Sentral, Bank Indonesia pun mulai melakukan berbagai kebijakan moneter. Berikut beberapa kontribusi utama Bank Indonesia bagi perekonomian Indonesia:

Menjaga Stabilitas Nilai Tukar Rupiah: Bank Indonesia mengatur suku bunga acuan dan melakukan intervensi di pasar valuta asing untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Hal ini penting untuk menjaga daya saing ekspor dan mengendalikan inflasi.

Mengendalikan Inflasi: Bank Indonesia menggunakan instrumen seperti suku bunga acuan untuk mengendalikan inflasi. Dengan menjaga inflasi tetap rendah, Bank Indonesia dapat meningkatkan daya beli masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Mendorong Pertumbuhan Ekonomi: Bank Indonesia dapat mendorong pertumbuhan ekonomi melalui kebijakan moneter yang ekspansif, seperti menurunkan suku bunga acuan untuk meningkatkan kredit dan investasi.

Menjaga Stabilitas Sistem Keuangan: Bank Indonesia memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas sistem keuangan dengan mengawasi dan mengatur kegiatan perbankan.

Mendukung Pembangunan Infrastruktur: Bank Indonesia dapat memberikan pinjaman kepada pemerintah untuk membiayai pembangunan infrastruktur, seperti jalan tol, jembatan, dan pelabuhan.

Dalam menjalankan tugasnya, Bank Indonesia juga menerbitkan berbagai laporan, seperti Laporan Perekonomian Indonesia dan Laporan Kebijakan Moneter, untuk memberikan informasi kepada masyarakat luas tentang kondisi ekonomi dan kebijakan moneter yang diambil. Dengan demikian, Bank Indonesia berperan penting dalam menjaga stabilitas ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia (Sumber-AI).
×
Berita Terbaru Update