Keberadaan toko Indomaret di depan Kantor Distrik Sentani Kabupaten Jayapura. Selasa, 8/4/2025 (foto;dani).
SENTANI | Papuareels.id – Pertumbuhan toko ritel modern seperti Alfamidi dan Indomaret di Kabupaten Jayapura ternyata menyisakan kekhawatiran tersendiri. Bukan hanya soal keberadaannya yang kian menjamur, tetapi juga dampaknya terhadap pelaku usaha lokal, terutama mama-mama Papua yang selama ini menggantungkan hidup dari berjualan hasil bumi.
Wakil Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Jayapura, Bob Yath Seen, BSc., BABM, mengaku mengapresiasi langkah cepat Bupati Jayapura dalam merespons kekhawatiran ini.
“Kami dari DPR sangat menghargai respons cepat Bupati. Karena ini adalah persoalan nyata di lapangan. Kehadiran toko-toko seperti Alfamidi, Indomaret, dan Alfamart bisa mematikan usaha kecil yang selama ini dikelola masyarakat lokal,” ujar Bob dalam wawancara di ruang kerjanya, Selasa (8/4/2025).
Bob menekankan, jika keberadaan toko-toko tersebut tetap berlanjut, maka pemerintah daerah harus mewajibkan mereka untuk menyerap bahan pangan lokal, khususnya dari mama-mama Papua.
“Sayur, umbi-umbian, dan hasil bumi lainnya yang berasal dari wilayah seperti Grime Nawa, Airu, Sentani Barat, bahkan Sentani kota, seharusnya bisa masuk ke rak-rak supermarket. Jangan sampai menumpuk di pasar dan tidak terserap,” tegasnya.
Ia juga menyebut, keterlibatan mama-mama Papua dalam rantai pasok ritel modern bisa menjadi solusi untuk menghidupkan ekonomi lokal secara berkelanjutan.
“Kalau hasil jualan mereka terserap di supermarket, maka ekonomi berjalan. Mama-mama senang, masyarakat sehat, dan perekonomian daerah bergerak,” pungkasnya. (DanTop)