-->

Notification

×

Iklan Jayapura Kab

Iklan

Tag Terpopuler

BMP Kabupaten Jayapura Fokus Perkuat Literasi Kesehatan Ibu Hamil, Sekaligus Serahkan Santunan kepada Keluarga Alm. Irene Sokoy

01 Desember 2025 | Desember 01, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-12-01T04:34:56Z
Suasana Penyuluhan Pencegahan HIV-AIDS kepada ibu hamil yang diselenggarakan BMP Kabupaten Jayapura.

SENTANI | Papuareels.id — Dalam rangka memperingati Hari AIDS Sedunia, Barisan Merah Putih (BMP) Kabupaten Jayapura mengambil langkah nyata dengan memperkuat edukasi kesehatan bagi para perempuan dan ibu hamil di Kampung Yahim. Melalui kegiatan penyuluhan pencegahan HIV-AIDS yang digelar di kediaman Kepala Suku Kampung Yahim, Senin (1/12/2025), BMP menegaskan komitmennya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap risiko penularan HIV, terutama pada kelompok ibu hamil.

Kegiatan tersebut mengusung tema “Optimalisasi Peran Pemuda dalam Pencegahan HIV-AIDS dan Upaya Penguatan Kesehatan Ibu Hamil di Kabupaten Jayapura” dan dihadiri puluhan warga, mayoritas perempuan dan ibu hamil.

Ketua BMP Kabupaten Jayapura, Yakob Fiobetauw, menyampaikan bahwa penguatan literasi kesehatan menjadi perhatian utama BMP, melihat masih banyak warga yang memiliki pemahaman minim mengenai HIV-AIDS.

“Masih banyak yang belum mengerti apa itu HIV-AIDS. Karena itu, melalui kegiatan ini kami ingin masyarakat mendapat pengetahuan tambahan yang bisa membantu mereka menjaga diri dan keluarga,” ujar Yakob.
Di sela kegiatan, BMP juga menyerahkan santunan kepada keluarga almarhumah Irene Sokoy sebagai bentuk dukungan moral dan kepedulian organisasi terhadap warga yang mengalami duka.

“Ini adalah wujud kasih dari kami. Semoga santunan ini bisa sedikit meringankan beban keluarga,” kata Yakob.

Ibu Hamil Jadi Fokus Utama: Minim Literasi, Tinggi Risiko

Penyuluhan disampaikan oleh Sri Moningsi, Penanggung Jawab Program HIV-AIDS Kabupaten Jayapura. Ia menegaskan bahwa ibu hamil adalah kelompok yang perlu mendapat edukasi intensif karena masih ditemukan banyak kasus ketidakpatuhan terapi.

“Masih ada ibu hamil positif HIV yang tidak datang lagi mengambil obat atau berhenti terapi di tengah jalan. Bahkan setelah melahirkan pun ada yang tidak kembali ke fasilitas kesehatan. Ini sangat berisiko bagi bayi,” jelas Sri.

Sri menilai bahwa kegiatan tatap muka di tingkat kampung seperti ini sangat efektif karena pesan dapat diterima lebih jelas dan langsung oleh para ibu.

“Walaupun peserta tidak banyak, efeknya tetap ada. Informasi yang selama ini mungkin belum tersampaikan kini bisa diterima dengan baik oleh ibu-ibu,” ungkapnya.
Dorong Penghapusan Stigma dan Luruskan Persepsi Salah

Sri juga menekankan bahwa stigma terhadap ODHA masih menjadi hambatan besar dalam penanganan HIV.

“Harapan saya tidak ada lagi diskriminasi. Melalui kegiatan ini, para pemangku kebijakan dan masyarakat bisa memahami bahwa HIV tidak menular dari hal-hal yang selama ini salah dipahami,” ujarnya.

Ia turut meluruskan persepsi keliru mengenai penularan HIV melalui hubungan seksual.

“Yang berisiko adalah hubungan seksual dengan orang yang sudah terkonfirmasi positif tanpa perlindungan. Kalau dengan pasangan sah yang sama-sama negatif, tentu tidak menularkan HIV,” tegasnya.

Sri berharap melalui penyuluhan ini, kesadaran ibu hamil meningkat untuk rutin memeriksakan diri, menjalankan pengobatan bila dinyatakan positif, dan tidak ragu mengakses layanan kesehatan.

×
Berita Terbaru Update