Kegiatan Binkom Cegah Konflik Sosial yang digelar Kodim 1701/Jayapura di Aula Lantai II Kantor Bupati Jayapura, Selasa (2/12/2025)
SENTANI | Papuareels.id — Upaya memperkuat ketahanan sosial di Kabupaten Jayapura kembali ditegaskan melalui kegiatan Bimbingan Komunikasi (Binkom) Cegah Konflik Sosial yang digelar Kodim 1701/Jayapura, Selasa (2/12/2025) di Aula 2 Kantor Bupati Jayapura.
Kegiatan ini tidak hanya menjadi ruang edukasi, tetapi juga bentuk nyata sinergi antara TNI, pemerintah daerah, organisasi masyarakat, dan para tokoh untuk menjaga stabilitas wilayah.
Kegiatan Binkom dibuka oleh Wakil Bupati Jayapura, Haris Richard S. Yocku, SH, dan dihadiri oleh Pabandya-1/ Renproggar Spaban I/ Ren Sintelad Letkol Inf Fernando Batubara, Kasdim 1701/Jayapura Letkol Arm Mustafa Lara, para perwira, Ketua TP-PKK Ny. Dewi Sartika Sibarani Yunus Wonda, serta peserta Jaring Intel Binaan Kodim.
Dalam sambutannya, Wabup Haris Yocku menekankan bahwa kegiatan ini bukan sekadar pelatihan teknis, tetapi investasi sosial untuk menjaga harmoni masyarakat terlebih menjelang bulan Desember, ketika potensi gesekan sosial biasanya meningkat.
“Materi yang diberikan hari ini penting agar peserta memahami bahaya konflik. Jika konflik terjadi, yang dirugikan bukan hanya manusia, tetapi juga harta benda, fasilitas umum, dan stabilitas wilayah secara keseluruhan,” ujarnya.
Ia memberikan apresiasi kepada Kodim 1701/Jayapura yang terus proaktif memperkuat kapasitas masyarakat dalam mendeteksi dan mencegah potensi konflik.
Wabup juga menyoroti pentingnya literasi digital sebagai bagian dari pencegahan konflik modern.
“Gunakan media sosial secara bijak. Jangan menyebarkan hoaks atau mengunggah kembali video konflik lama yang bisa memicu keresahan baru,” tegasnya.
TNI Tegaskan Komitmen: Pencegahan Konflik Harus Proaktif dan Kolaboratif
Dadim 1701/Jayapura Kolonel Inf. Taufik Hidayat melalui Kasdim 1701/Jayapura, Letkol Arm Mustafa Lara, menjelaskan bahwa kehadiran peserta Jaring Intel Binaan Kodim menunjukkan komitmen masyarakat untuk bersama-sama menjaga keamanan dan keharmonisan daerah.
Menurutnya, konflik sosial tidak hanya mengganggu pembangunan, tetapi juga merusak tatanan kehidupan sehari-hari.
“Pencegahan konflik tidak boleh reaktif. Harus dilakukan secara proaktif, terukur, dan melibatkan seluruh komponen masyarakat,” kata Mustafa Lara.
Ia menambahkan bahwa Binkom menjadi wadah penting untuk memperkuat deteksi dini cegah dini, komunikasi lintas sektor, serta pembinaan masyarakat mengenai potensi kerawanan sosial. Sinergi TNI–Polri, pemerintah daerah, tokoh adat, agama, dan organisasi masyarakat menjadi kunci utama dalam menciptakan stabilitas jangka panjang.
Melalui berbagai materi yang diberikan para narasumber, peserta diharapkan semakin peka terhadap dinamika sosial di lingkungannya masing-masing. Tujuannya, masyarakat tidak hanya menjadi penerima informasi, tetapi juga aktor aktif dalam menjaga kehidupan sosial yang damai dan produktif.