SENTANI | Papuareels.id — Ketika Natal datang membawa pesan damai, sebuah kehangatan yang tak terduga menyentuh Panti Asuhan Holei Roo Sentani.
Di tempat sederhana yang penuh tawa dan doa itu, bantuan dari Pemerintah Pusat hadir seperti pelukan kasih yang menyapa 84 anak yang setiap hari belajar bertahan, berharap, dan percaya bahwa masa depan mereka masih mungkin berubah.
Bagi anak-anak yang tumbuh tanpa orang tua, harapan sering terasa seperti cahaya jauh di ujung jalan. Namun Natal tahun ini, cahaya itu tampak lebih dekat.
Di antara bangunan yang masih menunggu untuk diselesaikan dan dapur yang kerap dihantui kekurangan bahan makanan, para pengasuh terus menjaga nyala kecil harapan itu.
Setiap hari mereka berjuang memastikan bahwa anak-anak tetap bersekolah, tetap makan, tetap bermimpi. Beban itu berat terlalu berat untuk dipikul sendirian.
Karena itu, saat Pemerintah Pusat datang mengulurkan tangan, suasana panti seolah berubah. Ada udara baru yang memenuhi ruangan, ada ketenangan yang menetes perlahan di sudut-sudut hati.
Pengelola panti, Pendeta Naomi Pulanda, S.Th, tak mampu menyembunyikan air matanya saat menerima bantuan dalam perayaan Natal bersama Pemerintah, Kamis (11/12/2025).
“Kami sangat berterima kasih kepada Pemerintah Pusat dan Bapak Presiden yang peduli dengan anak-anak. Bantuan ini adalah berkat terbaik yang kami terima di suasana Natal,” ujar Naomi usai menerima bantuan sembako.
Selama ini, Holei Roo memikul banyak keterbatasan seperti pembangunan fasilitas yang terhenti, biaya sekolah yang tidak pernah menunggu, dan kebutuhan makan yang sering kali menjadi pergumulan paling sunyi. Namun mereka tetap bertahan, karena ada 84 wajah kecil yang menggantungkan hidup pada tempat ini.
“Kami sedang membangun fasilitas panti, dan biaya sekolah anak-anak harus tetap kami penuhi. Bahkan untuk makan setiap hari pun, kami masih sangat membutuhkan dukungan,” ungkapnya.
Bagi panti, bantuan pemerintah bukan sekadar sembako. Itu adalah tanda bahwa mereka tidak dilupakan, bahwa jeritan sunyi yang naik dari dapur, dari ruang belajar, dari hati para pengasuh didengar oleh negara.
“Harapan kami, kiranya Pemerintah Pusat terus melihat kondisi dan tangisan anak-anak ini. Mereka butuh uluran tangan agar bisa terus bermimpi dan bersekolah,” ujarnya lirih.
Natal di Panti Asuhan Holei Roo tahun ini terasa lebih lembut. Ada senyum yang lebih tulus, ada doa yang lebih panjang, ada keyakinan baru bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan mereka dan bahwa melalui tangan pemerintah, kasih itu mengalir sampai ke Sentani.
Di tengah perjalanan panjang membesarkan puluhan anak, kehadiran pemerintah menjadi cahaya yang menerangi langkah-langkah kecil itu, membawa mereka sedikit lebih dekat pada masa depan yang selama ini hanya berani mereka bayangkan.