Suasana Diskusi Road to FDS yang berlangsung di Pholeuw Park, Kampung Asei Kecil, Sabtu (29/11/2025).
SENTANI | Papuareels.id — Penyelenggaraan Road to Festival Danau Sentani (FDS) 2026 selama dua hari di Pholeuw Park, Kampung Asei Kecil, berakhir pada Sabtu (29/11/2025) dengan satu kesimpulan kuat: ekosistem budaya dan pariwisata Jayapura kini semakin terhubung dan bergerak dalam satu arah menjelang FDS ke-XV tahun depan.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Jayapura, Elisa Yarusabra, menyampaikan bahwa rangkaian kegiatan ini bukan hanya ajang pertunjukan seni dan diskusi, tetapi momentum konsolidasi bagi seluruh pelaku yang terlibat dalam FDS 2026.
“Dua hari ini menunjukkan bagaimana semua unsur mulai menyatu. Ini menjadi pijakan penting sebelum kita memasuki kerja besar tahun depan,” ujar Elisa.
Tema FDS 2026, “Budaya adalah Hidupmu”, menurutnya telah tergambar jelas lewat karya seni, pertunjukan, dan ruang dialog yang menghidupkan dinamika budaya lokal. Ia menegaskan bahwa kekuatan seni dan peran komunitas menjadi modal utama untuk mendorong pariwisata Jayapura.
“Seni memberikan daya hidup dan nilai bagi masyarakat. Seniman dan budayawan sudah sangat siap, tinggal memastikan penyelenggaraan festival lebih solid,” tambahnya.
Dari sektor pariwisata, API, ASITA, dan pelaku usaha perjalanan wisata menyatakan komitmen untuk mengemas potensi budaya Jayapura sebagai produk unggulan menjelang FDS 2026.
Sementara itu, perwakilan Dinas Pariwisata Provinsi Papua, Jimmy Ernes Mehue, menegaskan bahwa FDS sudah memiliki reputasi sebagai event berkelas internasional. Ia menyambut baik harmonisasi jadwal FDS dengan Festival Lembah Baliem, yang membuka peluang perjalanan wisata budaya yang lebih menarik bagi wisatawan mancanegara.
Jimmy juga menekankan luasnya potensi wisata Jayapura yang tersebar dari kawasan Danau Sentani, dataran Grime, hingga pesisir Ormu–Demta. Menurutnya, penguatan arus kunjungan wisatawan akan berdampak langsung pada ekonomi masyarakat.
Pemerintah Provinsi Papua memastikan dukungan penuh dari sisi teknis hingga fasilitas demi memastikan FDS 2026 berlangsung lebih kuat dan memberi manfaat luas bagi masyarakat.
“Festival ini bukan hanya perayaan budaya, tetapi juga sarana pelestarian dan peningkatan kesejahteraan,” tegasnya.
Penutupan Road to FDS 2026 menjadi sinyal bahwa kerja kolaboratif antara seniman, budayawan, dan pelaku pariwisata sudah semakin kokoh. Dengan konsolidasi yang menguat, Jayapura berada pada jalur yang tepat menuju penyelenggaraan FDS 2026 yang lebih berdampak dan berkelanjutan.