-->

Notification

×

Iklan Jayapura Kab

Iklan

Tag Terpopuler

Dari Waiya Cup, Pemuda Belajar Nilai Moral Kepemimpinan: Ketulusan, Kerendahan Hati, dan Keberpihakan Tanpa Syarat

02 Desember 2025 | Desember 02, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-12-02T00:49:06Z
Gubernur Papua Mathius Fakhiri didampingi Bupati Jayapura Yunus Wonda dan Pemuda Kampung Waiya, Michael John (MJ) Yarisetouw ketika menghadiri penutupan turnamen sepak bola Waiya Cup 2025.

SENTANI |  Papuareels.id — Penutupan Waiya Cup 2025 menghadirkan pesan yang jauh melampaui sorak sorai turnamen sepak bola kampung. Bagi pemuda Waiya, kehadiran Gubernur Papua Mathius D. Fakhiri dan Bupati Jayapura Yunus Wonda menjadi pelajaran nyata tentang nilai moral kepemimpinan yang jarang terlihat di tengah praktik politik modern.

Kehadiran dua pemimpin tersebut bukan dilihat sebagai agenda formal, melainkan sebagai tindakan etis yang menunjukkan bahwa kekuasaan bisa dijalankan dengan hati dan empati. Generasi muda Waiya menyaksikan langsung bahwa seorang pemimpin tidak harus hadir ketika sorotan kamera menyala, tetapi juga ketika masyarakat di kampung kecil membutuhkan dukungan moral.

Michael John (MJ) Yarisetouw, pemuda asli Waiya, menyebut bahwa momen ini memberikan penguatan nilai karakter kepemimpinan bagi anak muda.

“Yang kami lihat bukan hanya Gubernur dan Bupati datang. Yang kami lihat adalah kerendahan hati. Mereka duduk bersama kami, tidak membedakan siapa yang pilih siapa,” ujar MJ, Selasa (2/12/2025).

Menurutnya, sikap ini mengajarkan pemuda bahwa moralitas dalam kepemimpinan bukan tentang jabatan, tetapi tentang cara hadir bagi masyarakat, terutama tanpa pamrih.

“Kami belajar bahwa kepemimpinan itu bukan soal kekuasaan, tetapi soal keberanian untuk kembali ke rakyat tanpa syarat,” lanjutnya.

Fakhiri dan Wonda hadir lebih dari tiga jam, di kampung yang secara politik tidak memberikan dukungan besar saat pilkada.

Bagi pemuda khususnya MJ, hal ini memperlihatkan nilai moral yang kuat yakni konsistensi, ketulusan, dan keadilan bagi semua warga tanpa diskriminasi suara.

Sikap tersebut dianggap sebagai bentuk keteladanan yang harus diwarisi oleh generasi muda bahwa pemimpin sejati tidak memilih-milih rakyat, dan tidak hadir hanya saat dibutuhkan suara.

Waiya Cup 2025 sendiri digelar dengan sangat sederhana. Namun justru kesederhanaan inilah yang memunculkan makna terbesar.

"integritas seorang pemimpin terlihat bukan dari megahnya panggung, tetapi dari kesediaannya turun ke tempat yang paling sederhana sekalipun," nilai MJ.

Selain dari Panitia, Hadiah bagi para juara diberikan langsung oleh Gubernur, Bupati, serta sejumlah pejabat provinsi dan kabupaten.

Bagi MJ dan pemuda Waiya, momen ini menjadi inspirasi untuk memahami bahwa kepemimpinan tidak dibentuk oleh retorika, melainkan oleh tindakan nyata.

Kedatangan dua pemimpin tersebut menjadi teladan bahwa moralitas kepemimpinan berakar pada empati, keberpihakan, dan keteladanan.

“Kami melihat bahwa Papua butuh pemimpin seperti ini yang menguatkan hati masyarakat, bukan hanya pemerintahannya,” tutup MJ.

Kehadiran Fakhiri dan Wonda akhirnya menjadi pengingat bagi pemuda bahwa pemimpin yang baik bukan yang berdiri paling tinggi, tetapi yang mampu menunduk untuk menyentuh hati rakyatnya.
×
Berita Terbaru Update